Saturday, November 27, 2010

Damai Kau Disana SAHABATKU...T_T


  • salam, wei ko jgn lupe jemput
    aku g kenduri kawin ko tau,!!
    agak2 bile kah harinye?
  • mmg best padang tu.. pokok tgh tu la yg jd penonton setia team kita haha.. ala lg 1 pdg tanah merah tepi umh ko tu pun kita belasah..
    wei lombong ikan toman pun dh xde kan!! dh jadi perumahan.. igt x anak toman yang kita jala tu, best gile.. skang dh x dpt lg kenangan mcm tu lg.. tu la zaman kecik2.. baby o.t.w.
    cmne kerja? dh stedy skang ni?
  • ko ade2 je.. sblum aku tgglkan alm megah bln 6 thun 98, rmai jugak kwn2 yg aku kenal ms dkt sana, rmai yg dh brjaya.. stiap org kwn2 aku ms tu ade ciri2 yg berbeza dan trsendiri.. tp ko la yg byk mngajar aku jati diri secara tak langsung!! bila aku brhijrah ke klang, aku dpat kengkwn yg best jgk smpi skrg..
    neway aku doakan ko bahagia di samping keluarge, segera bertemu jodoh insyaAllah..
message terakhir dari teman baikku sebelum dia dijemput ILAHI pada malam jumaat minggu lepas - 25 November 2010. Aku telah kehilangan seorang sahabat baik yang aku kenal sejak kecil lg. Dia la teman sepermainan aku..dia la teman sepancingan aku...dia la sahabat baikku..T_T...Semoga kau di cucuri rahmat dan ditempatkn ditempat orang-orang yang soleh...DAMAI LAH KAU DISANA...MUHAMAD FADZLI DAHLAN...T_T



Telah tiba saat waktu kau tinggalkan kami
Kerana takdir Yang Maha Esa telah menetapkan
Sedih rasanya hati ini bila mengenangkan
Kau sahabatku kau teman sejati

Tulus ikhlasmu luhur budimu
Bagai tiada pengganti
Senyum tawamu juga katamu
Menghiburkan kami
Memori indah kita bersama
Terus bersemadi
Kau sahabatku kau teman sejati

Sudah ditakdirkan kau pergi dulu
Di saat kau masih diperlukan
Tuhan lebih menyayangi dirimu
Ku pasrah di atas kehendak Yang Esa

Ya Allah
Tempatkannya di tempat yang mulia
Tempat yang diKau janjikan nikmat
Untuk hambaMu

Sahabatku
Akan kuteruskan perjuangan ini
Walau kutahu kau tiada di sisi

Perjuangan kita masih jauh beribu batu
Selagi roh masih di jasad hidup diteruskan
Sedih rasa hati ini mengenangkan dikau
Bagai semalam kau bersama kami

Moga amanlah dan bahgia dikau di sana
Setangkai doa juga Fatihah terus kukirimkan
Moga di sana kau bersama para solihin
Kau sahabatku kau teman sejati

Telah tiba saat waktu kau tinggalkan kami
Kerana takdir Yang Maha Esa telah menetapkan
Sedih rasanya hati ini bila mengenangkan
Kau sahabatku kau teman sejati

MUHAMMAD FADZLI DAHLAN ~1982-2010~

~E.N.D~

Thursday, November 25, 2010

Jika belum sedia, Cintai ia dalam DIAM.....

Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam ...karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya ...kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya...



karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu.. menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..



karena diammu bukti kesetiaanmu padanya ..karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah ALLAH swt. pilihkan untukmu ...



karena dalam diammu tersimpan kekuatan ... kekuatan harapan ...hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata ...bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padanya ?



dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata,biarkan ia tetap diam ...


jika dia memang bukan milikmu, toh Allah, melalui waktu akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat ...


biarkan 'cinta dalam diammu' itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu ...



~ L.O.V.E ~

Wednesday, November 10, 2010

Rindu...

Lembut tutur bicaranya
Menarik hatiku untuk mendekatinya
Kesopanannya memikat di hati
Mendamaikan jiwaku yang resah ini

Ya Allah...
Knp hari ke hari aku rasa semakin rindu pada dia...
Rindu yang lahir jauh dari lubuk hati ini...
Adakah dia juga berasa sama seperti aku?
Kenapa hidup aku asyik memikirkan dirinya?

Hadirnya tanpa kusedari
Menggamit kasih cinta bersemi
Hadir cinta insan padaku ini
Anugerah kurniaan Ilahi

Itulah hati...
Sukar ditafsiri...sukar difahami...
Diriku ini sukar untuk menyatakan semua
Aku buntu
Apa yang perlu aku lakukan?

Ya Allah...Tolong aku lagi
Aku pinta kepadamu
Aku buntu......Tolonglah aku Ya Allah...

Ya Allah
Jika dia benar untukku
Dekatkanlah hatinya dengan hatiku
Jika dia bukan milikku
Damaikanlah hatiku dengan ketentuan-Mu

Dialah permata yang kucari
Dialah penawar hati yang ku nanti
Kini akhirnya kutemui
Tapi ku tak pasti rencana-Mu
Apakah dia kan kumiliki

Jika dirinya bukan untukku
Redha kan hatiku dengan ketentuan-Mu
Mungkin ada insan yang lebih baik telah dicipta untuk dirinya dan untuk diriku ini...

Ya Allah
Engkaulah tempat kubergantung harapanku
Kuharap diriku sentiasa di bawah rahmat-Mu

~E.N.D~

Monday, November 8, 2010

Tak tercapai diakalmu...Subhanallah....what a great God's creation...




















Monday, November 1, 2010

BAHAGIA BERSAMA HARTA

Tidak jarang diantara kita menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk mencari dunia, pergi subuh pulang malam, lupa shalat, lupa doa, dan lupa Allah Swt. Seolah-olah dengan harta semua keinginan di dunia dapat dibeli dan semua persoalan dapat diselesaikan.


"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan pada apa-apa yang di ingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali
yang baik (surga)." - QS. 3 (Ali Imran) :14

Padahal manusia adalah makhluk yang selalu merasa kurang dan tidak pernah merasa cukup. Sebaliknya, ada juga diantaranya yang hanya berdiam di masjid terus-menerus tak pernah keluar mencari kehidupan, ia hanya pasrah seolah-olah berbagai persoalan akan terkikis habis dengan doa-doa yang mereka panjatkan. Dan disisi lain ada pula diantara kita yang rajin shalat, puasa dan ibadah ritual lainnya, namun dalam aspek kehidupannya tidaklah berjalan sesuai dengan aturan agama, dia masih curang tidak jujur, korupsi, berzinah, memakan riba, dan perbuatan haram lainnya.

Sepatutnyalah kita menyeimbangkan antara kebutuhan duniawi -karena ada hak kita didalamnya- dengan kebutuhan ukhrawi (akhirat) -karena disanalah tempat kita yang abadi-. Keseimbangan hidup inilah yang akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Islam menganjurkan umatnya menuntut ilmu dan mencari nafkah. Islam juga menginginkan umatnya menjadi umat yang kuat sehingga tidak bergantung dan menjadi beban orang lain. Islam menginginkan umatnya bekerja untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. agar dapat lebih banyak berbuat kebaikan untuk dirinya dan orang lain.

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." QS.62:10

Konsep Islam tentang dunia adalah sebagai ladang untuk menanam, yang hasilnya akan di panen dalam kehidupan akhirat. Orang yang bekerja tanpa didasari iman akan hidup seperti robot mekanik, ia tidak mampu menemukan hakikat dan tujuan hidupnya. Aktifitasnya kosong dan hampa tanpa tujuan yang hakiki. Untuk apa bersusah payah bekerja dan menumpuk harta yang tidak akan ia bawa pada saat kematian menjemputnya. Jerih payahnya akan sia-sia, bagaikan debu ditiup angin kencang.

Harta akan memiliki nilai jika digunakan secara tepat untuk mendukung peran kekhalifahannya dimuka bumi, zakat, infak, sedekah dan wakaf (ziswak). Karena Allah Maha Kaya, maka keberadaan manusia dihadapan-Nya diukur dari tingkat ketakwaannya. Allah Maha Kaya maka Dia tidak melihat besar kecilnya ZISWAK, namun yang dinilai adalah niat dan ketulusan kita dalam memberi.


Manusia yang kaya adalah mereka yang hidupnya senantiasa mengalirkan rezeki dan manfaat bagi orang lain. Berbahagialah orang yang selalu memberi daripada menerima karena "tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah." Banyak sekali orang yang berkelimpahan harta namun tidak ada keberkahan didalam hidupnya. Orang seperti ini sebenarnya miskin dan layak dikasihani. Pada hakikatnya, setiap rezeki yang diterima terdapat hak orang lain di dalamnya, kita hanyalah sekedar alat saluran, pipa tempat mengalirnya rezeki bagi orang lain.

Diantara rahasia hidup bahagia adalah dimana kita tidak menyiksa diri dengan berbagai keinginan, nafsu atau ambisi yang mecelakakan diri. Hiduplah hemat dan senantiasa mensyukuri nikmat Allah. Sejatinya hidup di dunia ini ibarat seorang musafir, seorang yang hanya menumpang sementara di dunia yang fana. Seorang musafir tidak mempunyai ambisi untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Dia tidak perlu membawa bekal yang banyak tetapi seperlunya saja, karena perjalanan ini hanya sementara menuju kepada kekekalan. Seluruh hidupnya digunakan untuk berinvestasi bagi kehidupan yang akan datang di akhirat, bukan kehidupan saat ini di dunia. Menjadi pribadi yang berharga bukan karena harta yang dimiliki, melainkan karena apa yang bisa diberikan kepada orang lain. Ketika seseorang sudah sampai ke tahapan ini, sejatinya dia telah mengerti betul makna hidup yang hakiki.

Mereka yang memiliki kemampuan mengendalikan nafsu pribadinya akan menjadi manusia yang mudah bersyukur dan menjadikan dirinya selalu merasa hidupnya berkecukupan, damai dan mendapat ketenangan jiwa.


~Prof.Dr.H. Nasaruddin Umar, MA ~

MAAFKAN AKU WAHAI SUAMI...

Dua bilah kayu disatukan dengan paku. Dua ketul bata disatukan dengan simen. Dua hati di satukan dengan apa? Jawabnya, dengan iman. Dua hati yang beriman akan mudah disatukan. Jika dua hati mengingati yang SATU, pasti mudah keduanya bersatu. Begitulah dua hati suami dan isteri, akan mudah bersatu bila iman di dalam diri masing-masing sentiasa disuburkan.

Bukan tidak pernah terguris. Bukan tidak pernah bertelagah. Tetapi jika di hati sama-sama masih ada ALLAH, perdamaian akan mudah menjelma semula. Yang bersalah mudah meminta maaf. Yang benar mudah memberi maaf. Tidak ada dendam memanjang. Masam cuma sebentar. Pahit hanya sedikit. Itulah yang ditunjuk oleh teladan rumah tangga Rasulullah s.a.w. Ada ribut… tetapi sekadar di dalam cawan. Ada gelombang… tetapi cepat-cepat menjadi tenang.


Jika ditanyakan kepada dua hati yang bercinta, siapakah yang lebih cinta pasangannya? Maka jawabnya, siapa yang lebih cintakan Allah, dialah yang lebih cintakan pasangannya. Justeru, janganlah hendaknya hanya berfikir bagaimana hendak mengekalkan cinta antara kita berdua, tetapi berusahalah terlebih dahulu agar mencintai kepada yang Esa.
Jika kita bersama cintakan yang Maha Kekal, pasti cinta kita akan berkekalan.

Jika paku boleh berkarat, simen boleh retak, maka begitulah iman, boleh menaik dan menurun. Iman itu ada “virusnya”. Virus iman ialah ego (takbur). Jangan ada takbur, cinta pasti hancur. Orang takbur merasa dirinya lebih mulia, pasangannya lebih hina. Jika demikian, manakah ada cinta? Cinta itu ibarat dua tangan yang saling bersentuhan. Tidak ada tangan yang lebih bersih. Dengan bersentuhan, keduanya saling membersihkan. Tetapi ‘tangan’ yang ego, tidak mahu bersentuhan… Konon takut dikotorkan oleh tangan yang lain!

Bila berbeza pandangan, pandangannya sahaja yang benar. Kau isteri, aku suami.
Aku ketua, kau pengikut. Aku putuskan, kau ikut saja. Jangan cuba menentang. Menentang ertinya dayus. Maka terkapa-kapalah sang isteri tanpa boleh bersuara lagi. Sedikit cakap, sudah dibentak. Senyap-senyap, isteri menyimpan dendam. Suami ‘disabotaj’nya dalam diam. Tegur suami, dijawabnya acuh tak acuh. Senyumnya jadi tawar dan hambar. Perlahan-lahan, jarak hati semakin jauh. Cinta semakin rapuh.

Ada pula isteri yang ego. Heroin sudah mengaku hero. Suami dicaturnya satu-satu. Tidak jarang meninggikan suara. Silap suami yang sedikit didera dengan rajuknya yang panjang. Anak-anak dibiarkan. Dapur berselerak. Pinggan mangkuk tidak dibasuh. Kain baju sengaja disepah-sepahkan. Rasakan akibat menentang aku. Mengaku salah tidak sekali. Minta maaf?
Pantang sekali!

Ego sisuami selalunya terserlah. Boleh dilihat daripada jegilan mata dan suara yang meninggi. Mungkin pintu dihempaskan dengan kuat atau hon kereta ditekan bertalu-talu. Atau boleh jadi diherdik siisteri di hadapan anak-anak atau isteri diperleceh di hadapan saudara mara atau tetamu yang datang. Bila ramai yang datang bertandang itulah masa sisuami yang ego ini menunjukkan kuasa dan belangnya.

Ego siisteri terpendam. Mungkin kerana tidak ada dominasi kuasa atau keberanian, siisteri menunjukkan egonya dengan bermacam-macam-macam ragam. Daripada sengaja melaga-lagakan pinggan yang dibasuh… sehinggalah memalingkan badan dan muka ketika di tempat tidur.

Alhasil, cuaca rumah tangga menjadi muram. Rumah hanya jadi ‘house’ tidak jadi ‘home’ lagi. Tidak ada keceriaan, kehidupan dan kemanisannya lagi. Semuanya bungkam. Ya, rumah (house) dibina dengan batu, kayu dan konkrit, manakala rumah tangga (home) dibina dengan kasih sayang, cinta dan sikap saling menghormati. Tidak ada rindu yang menanti suami ketika pulang dari bekerja. Tidak ada kasih yang hendak dicurahkan oleh suami kepada isteri yang menanti di rumah. Anak-anak jadi kehairanan? Apa sudah jadi pada kedua ibu-bapa ku?

Bila ada ego di hati, cinta akan menjauh pergi. Retak akan menjadi belah. Kekadang hati keduanya merintih, mengapa jadi begini? Bukankah antara aku dan dia ada cinta? Mengapa terasa semakin jarak? Apakah yang perlu aku dan dia lakukan untuk menyemarakkan semula rasa cinta. Lalu akal berfikir, berputar-putar mencari idea. Oh, mari ulangi musim bulan madu yang lalu.
Kita susuri pulau, tasik, laut atau lokasi pertemuan kita nan dulu.

Malang, cuma sebentar. Gurau, senda cuma seketika. Tidak mampu lagi memutar jarum kenangan lama dengan hati yang telah berbeza. Tidak ada lagi tarikan fizikal yang ketara. Cumbu berbaur ghairah seakan telah terlupa. Bulan madu yang cuba diperbaharui tidak menjadi… kedua hati bercakar lagi. Mereka cuba memperbaharui lokasi, tanpa memperbaharui hati. Selagi ada ego, ke mana pun tidak akan menjadi. Jika ada ego, yang wangi jadi busuk, yang manis jadi tawar, yang indah jadi hambar.

Ada juga pasangan yang hendak ‘membeli’ cinta. Ingin dibangkitkan kembali rasa cinta dengan mata benda. Nah, ini kalung emas ribuan ringgit sebagai tanda cinta ku masih pada mu, kata suami. Dan ini pula cincin berlian untuk memperbaharui kemesraan kita, balas siisteri.
Masing-masing bertukar hadiah. Semoga dengan barang-barang berharga itu akan kembalilah cinta. Namun sayang sekali, sinar emas, cahaya berlian, tidak juga menggamit datangnya cinta. Cinta diundang oleh nur yang ada di hati. Nur itu tidak akan ada selagi ego masih ada di jiwa.

Susurilah cinta yang hilang di jalan iman. Buanglah kerikil ego yang menghalang. Ego hanya membina tembok pemisah di antara dua hati walaupun fizikal masih hidup sebumbung. Mungkin di khalayak ramai, masih tersenyum dan mampu ‘menyamar’ sebagai pasangan yang ideal tetapi hati masing-masing TST (tahu sama tahu) yang kemesraan sudah tiada lagi.

Pasangan yang begitu, boleh menipu orang lain. Namun, mampukah mereka menipu diri sendiri? Yang retak akhirnya terbelah. Penceraian berlaku. Mereka berpisah. Masyarakat yang melihat dari jauh pelik, mengapa begitu mesra tiba-tiba berpisah? Tidak ada kilat, tidak ada guruh, tiba-tiba ribut melanda.
Oh, mereka tertipu. Perpaduan yang mereka lihat selama ini hanyalah lakonan. Allah membongkar rahsia ini menerusi firman-Nya:



“Kamu lihat sahaja mereka bersatu tetapi hati mereka berpecah.”


Carilah di mana Allah di dalam rumah tangga mu. Apakah Allah masih dibesarkan dalam solat yang kau dirikan bersama ahli keluarga mu? Apakah sudah lama rumah mu menjadi pusara akibat kegersangan zikir dan bacaan Al Quran? Apakah sudah luput majlis tazkirah dan tarbiah yang menjadi tonggak dalam rumah tangga? Di mana pesan-pesan iman dan wasiat taqwa yang menjadi penawar ujian kebosanan, kejemuan dan keletihan menongkah arus ujian?


Penyakit ego menimpa apabila hati sudah tidak terasa lagi kebesaran Allah. Orang yang ego hanya melihat kebesaran dirinya lalu memandang hina pasangannya. Hati yang ego itu mesti dibasuh kembali dengan rasa bertauhid menerusi ibadah-ibadah khusus – solat, membaca Al Quran, berzikir, bersedekah – dan paling penting majlis ilmu jangan diabaikan.

Firman Allah:
“Dan berilah peringatan. Sesungguhnya peringatan itu memberi manfaat
kepada orang mukmin.”



Sedangkan orang mukmin pun perlu diperingatkan, apatah lagi kita yang belum mukmin? Iman itu seperti mana yang dimaksudkan hadis, boleh menambah dan mengurang. Untuk memastikan ia sentiasa bertahan malah bertambah, hati perlu berterusan bermujahadah. Lawan hawa nafsu yang mengajak kepada ketakburan dengan mengingatkan bahawa Allah benci kepada orang yang takbur walaupun sasaran takbur itu suami atau isteri sendiri.

Bila terasa bersalah, jangan malu mengaku salah. Segeranya mengakuinya dan hulurkan kata meminta maaf. Ular yang menyusur akar tidak akan hilang bisanya. Begitulah suami yang meminta maaf kepada isterinya. Dia tidak akan hilang kewibawaannya bahkan bertambah tinggi. Bukankah orang yang merendahkan diri akan ditinggikan Allah derjat dan martabatnya? Justeru, lunturkan ego diri dengan membiasakan diri meminta maaf. Tidak kira ketika kita rasa kita benar, lebih-lebih lagi apabila terasa kita yang bersalah.

Namun, lelaki yang tewas ialah lelaki yang sukar mengaku salah. Dia sentiasa tidak ingin mengalah. Pada ketika itu dia telah memiliki salah satu dari tiga ciri takbur yakni menolak kebenaran. Akuilah kebenaran walaupun kebenaran itu berada di pihak isteri. Tunduk kepada kebenaran ertinya tunduk kepada Allah. Jangan bimbang takut-takut dikatakan orang takutkan isteri. Kita takutkan Allah. Allah benci orang yang takbur.

Begitu juga isteri. Jika sudah terbukti salah, akui sahajalah. Dalam pertelagahan antara suami dan isteri, apakah penting siapa yang menang, siapa yang kalah? Kita berada di dalam gelanggang rumah tangga bukan berada di ruang mahkamah. Kesalahan suami adalah kesalahan kita juga dan begitulah sebaliknya. Rumah tangga wadah untuk berkongsi segala. Perkahwinan satu perkongsian, bukan satu persaingan. Kalau kita menang pun apa gunanya? Padahal, kita akan terus hidup bersama, tidur sebantal, berteduh di bawah bumbung yang sama.

Mujahadahlah sekuat-kuatnya menentang ego. Bisikan selalu di hati, Allah cintakan orang yang merendah diri. Allah benci orang yang tinggi diri. Pandanglah pasangan kita sebagai sahabat yang paling rapat. Kita dan dia hakikatnya satu. Ya, hati kita masih dua, tetapi dengan iman ia menjadi satu. Bukan satu dari segi bilangannya, tetapi satu dari segi rasa. Sebab itu sering diungkapkan, antara makhluk dengan makhluk mesti ada Khalik yang menyatukan.
Ingat, hanya dengan iman, takbur akan luntur, cinta akan subur!



MAAFKANKU WAHAI SUAMI..
Kadang-kadang aku rasa akulah
Isteri yang terlalu banyak menerima
Sedangkan engkau tak pernah meminta

Kadang-kadang aku rasa
Akulah isteri yang baru terjaga
Sedangkan engkau tak pernah terlena

Kadang-kadang ku bersuara tanpa berfikir
semua perkataan ku menjadi salah
Datanglah ke sini dan pegang tangan ku
Sementara ku cerita kehidupan isteri
Harap dimengerti

Kadang-kadang ku sakiti hati mu
Bila ku tolak sentuhan mu
Bukan bermaksud aku kurang menyayangi mu…
Namun cabaran terlalu

Kadang-kadang aku berubah pada pandangan mu
Tapi sayang, itu tidak benar
Tiada apa yang paling ku hargai
Daripada kehidupan manis bersama mu

Kadang-kadang ku fikir sejuta tahun
Adalah terlalu singkat
Hanya ku beritahu mu betapa sayangnya aku
Betapa syukurnya aku…
kau pelindung ku

Kadang-kadang berjauhan dengan mu
Akulah isteri yang terlalu tinggi bercita-cita…
Mencipta kerukunan keluarga
Namun aku tetap aku yang ini…
Maafkan aku wahai suami!

How photographer used 50-year-old kit to capture spactacular natural images on film

These spectacular images capture the beautiful movements of some of natures most elusive animals - using equipment almost half a century old.... SUPERBB!!!!






Subhanallah....what a great
God's creation...



  © Blogger template 'Isolation' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP